Selamat datang di blog saya..
Berikut ini resensi dari buku yang saya pinjam di Perpustakaan Kampus. saya memohon maaf jika dalam membuat resensi ini banyak kekeliruan. Saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-teman pembaca, agar menjadi perbaikan postingan saya kedepan. Terimakasih. Semoga bermanfaat.
Mitologi
dan Toleransi Orang Jawa
Judul
: Mitologi dan Toleransi Orang Jawa yang diterjemahkan dari buku Mythology and the Tolerance of the Javanese
Modern Indonesia Project, Southeast Asia Program, Departmen of Asian Studies,
Cornell University, Ithaca, New York, 1965
Penulis
: Benedict R O’G. Anderson
Penerjemah
: Revianto B. Santosa dan Luthfi Wulandari
Penerbit
: Penerbit MataBangsa
Cetakan
: Cetakan keempat, 2016
Kota
terbit : Yogyakarta
Tebal
buku : xviii + 192 halaman
Kepengarangan
Benedict
Richard O’Gorman Anderson adalah Guru Besar Studi Internasional di Cornell
University. Dia adalah penulus buku Java
in the Time of Revolution; Language and Power: Exploring Political Cultures in
Indonesia; Imagined Communities: Reflections on the Origin and Spread of
Nationalism, dan The Spectre of
Comparisons: Nasionalism, Southeast Asia and the World. Kesemuanya telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Banyak orang Eropa dan Amerika
yang menyepakati bahwa orang Jawa sangat menjunjung tinggi toleransi. Kemudian
dalam buku ini dijelaskan bahwa toleransi orang Jawa hanya sejauh sistem-sistem
keagamaan yang telah diasimilasikan dengan budaya setempat dan hanya jika
pemeluknya adalah orang Jawa yang disegani.
Selanjutnya mengenai mitologi,
disebutkan bahwa hal inilah yang membedakan masyarakat Jawa dengan masyarakat
Barat. Terdapat mitologi religius yang menggambarkan rona kehidupan orang Jawa,
yaitu mitologi wayang Jawa. Namun kemudian banyak yang menafsirkan wayang hanya
sebagai pentas moral sembarang antara Kebaikan dan Kejahatan. Hal ini
sebenarnya tergantung dari sudut pandang penikmat wayang itu sendiri.
Dalam masyarakat Jawa terdapat tatanan
hierarkis yang tidak memiliki sistem kasta, hanya menyerupai gagasan murni
kasta. Setiap tataran atau golongan menjalankan fungsinya agar dapat saling
melengkapi tataran lainnya. Pengakuan terhadap setiap tataran hierarkis
tersebut bergantung pada kecakapan mereka dalam memenuhi fungsi-fungsi tataran
mereka seperti lakon-lakon dalam wayang. Setiap tokoh dalam wayang harus selalu
mengindahkan nilai-nilai tokoh tersebut.
Buku ini kemudian menguraikan
berbagai kepribadian dan karakteristik dari tokoh-tokoh wayang; Yudistira,
Wrekudara (Bima), Arjuna, Kresna, Baladewa, Karna, Kumbakarna, Dahyang Durna,
Suyudana, Sumbadra, Kyai Lurah Semar.
Wayang secara umum dapat
diterima di berbagai daerah dan kelas masyarakat Jawa. Anak-anak Jawa
meneladani moral dan kesadaran estetis dari tokoh-tokoh wayang, sesuai dengan
penilaian dan pengharapan mereka. Yang mana pendidikan wayang berkembang dari
serangkaian teladan dan contoh mitologis yang nyata dengan beragam jenis
psikologi dan sosial yang sangat kontras. Hal inilah yang mengajarkan dan
memelihara toleransi masyarakat Jawa.
Selanjutnya dijelaskan mengenai
keadaan dewasa ini. Dimana keaslian, moralitas, dan nilai-nilai estetis dari
wayang telah kabur karena upaya modernisasi.
Penulis menguraikan kepribadian
dan karakteristik tokoh-tokoh pelengkap, kisah Mahabharata versi Jawa, silsilah
Mahabharata versi Jawa, serta kisah Ramayana versi Jawa pada bagian apendiks.
Menurut saya buku ini sangat
lengkap, berbagai analogi yang mudah dipahami dan gambar tokoh-tokoh wayang ada
didalamnya. Buku ini juga dilengkapi dengan penjabaran dari berbagai istilah
Jawa yang digunakan. Hanya saja, susunan bahasa agak sulit dipahami.
Situs-situs
web UNY :
Buku
yang dijadikan sumber resensi :
Mitologi
dan Toleransi Orang Jawa yang diterjemahkan dari buku Mythology and the Tolerance of the Javanese Modern Indonesia
Project, Southeast Asia Program, Departmen of Asian Studies, Cornell
University, Ithaca, New York, 1965
Buku
ini ditulis oleh Benedict R O’G. Anderson yang diterjemahkan oleh Revianto B.
Santosa dan Luthfi Wulandari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar